Jumat, 30 Oktober 2015

Ehm...Ehmm



Sebentar lagi pemilihan Presiden Indonesia? Milih siapa? Mbuh aku ra ngerti. Memilih pemimpin juga dari tahun ke tahun Indonesia masih gini-gini ajah. Yang masih banyak korupsilah, kemiskinan, penggangguran, kebodohan dll. Malu rasanya, tapi apa daya ya bengini  ini negeri gue.
Indonesia kebanyakan orangnya gengsi, sebelah punya mobil licin dikit iri, punya motor licin dikit iri, punya istri licin dikit iri *hehehehe*. Gengsi kalo ga punya mobil, gengsi ga punya barang mewah, ya kalo dirimu kaya sih gak apa-apa. Kalo gak?? Hayoo, duit rakyat yang dipake, udah capek-capek bayar uang pajak dimakan sama dirimu, kasihan kan rakyat kecil. Katanya buat Negara tapi kok masuk kantong dirimu. *ckkckckck*.
Ya memang sifat orang beda-beda, adanya yang begitu ada juga yang enggak. Kadang yang enggak, jadi iya gara-gara mau juga. Banyak yang pengen jadi wakil rakyat. Artis, penyanyi, bahkan tukang sol sepatu. Punya bekal apa toh mas mba’e. Wong yang punya bekal ajah kadang-kadang jadi ga bener. Ini malah mau mencalonkan diri *ckckck*. Terkadang hanya ingin coba-coba merasakan jadi orang yang seperti itu kayak gimana. Padahal buat gue enak-enak enggak. Artinya yang tadinya orang biasa ajah terus jadi kaya nanti jatuhnya malah kaget. Yang tadinya ga pernah ada rasa gengsi karena dia  kaya jadi ikut-ikutan, grup sosialita lah, grup arisan yang ber M M lah. Nanti kalo ga kuat kan jadi miskin lagi toh, nah ini yang akhirnya jadi korupsi.
Jadi orang kayak itu sebenarnya gak ada temennya, itu kata dosen saya. Gimana enggak, mereka Cuma mau bertemen sama kita, kalo kita ada uangnya ajah, kalo kita selalu ikut dalam urusan hal-hal mereka, nanti kalo udah melarat dikit ditinggalin. Orang kaya hidupnya dari perumahan sendiri-sendiri, kalo ada apa-apa juga tetangga ga ada tahu, padahal ada yang pernah bilang saudara dekat itu ya tetangga kita, siapa yang mau nolong kita kalo bukan tetangga. Hidupnya bergengsi-gengsi.
Bisnis itu kejam, itu kata temen gue. Lengah sedikit bisa diambil oleh orang lain. Makanya ga jarang banyak orang yang saingan dalam berbisnis, sampe ga inget kalo itu bisnis sama saudara sendiri. Kadang saingannya kurang bagus. Sampe bisa ngancurin perusahaan orang, bahkan orangnya dihancurin juga *ckckckck*.
Tapi menurut gue, yang salah juga bukan pemimpinnya aja, tapi dari masyarakatnya. Kenapa? Mereka yang ga mau dipimpin sama pemimpin, mereka ingin pemimpin yang bla bla bla bla, ingin rakyat Indonesia mendapatkan bla bla bla bla. Padahal mereka sendiri yang salah. Udah tahu Jakarta sempit, masih aja orang tiap tahun datang ke Jakarta buat ngadu nasip, ngadu ayam ajah ga boleh apalagi ngadu nasip coba *ckckckck*.
Kan banyak contohnya yang mereka ke Jakarta malah hidupnya jadi makin susah, tapi tetap ajah diikutin. Terkadang pemikiran mereka yang buat gue juga bingung.
Waktu banjir mereka menyalahkan pemimpin mereka, padahal dia sendiri yang salah. Harusnya buang sampah pada tempatnya bukan di sungai. Kan jadi mampet. Salah siapa coba?? Tapi kalo disalahkan mereka bilang penataan kotanya juga kurang bagus, untuk penyerapan airnya ga ada. Nah untuk penataan kota mah salah masyarakat, udah dipindahnin ketempat yang lebih layak mereka malah meronta-ronta ga mau dipindahin dengan alasan udah nyaman tinggal disana.Karena mereka yang berjualan lebih laku jika jualan dipinggir jalan. Padahal pemimpin mereka udah bikin tempat yang layak. Untuk masalah usaha pasti nanti ada jalannya. Untuk masalah penyerapan airnya kira-kira salah siapa?? Menurut gue salah orang yang banyak duit, mereka yang banyak uang membeli lahan untuk dijadikan mall. Tapi kalo untuk dijadikan penataan kota atau penghijauan kota kayaknya susah banget. Mereka bilang kalo dijadikan penghijauan koata tidak menghasilkan uang atau tidak balik modal. Padahal nantinya juga buat anak cucu dirimu. Tapi ya itu terserah dia, mereka yang punya uang mereka yang berkuasa. Begitu kira-kira..
Indonesia kurang tegas dalam hukum, orang yang punya uang bersalah atas korupsi hanya didenda beberapa, dan penjara yang ia tempatin layaknya hotel, nenek yang nyolong pisang dengan alasan kelaparan, dihukum seumur hidup. Lucu banget ya.
Indonesia masih anak kecil, kenapa? Kebiasaannya masih menyuap dan disuap. Salah dalam lalu lintas, tinggal minta damai sama pak polisi. Gak bisa masuk SMA bagus tinggal lewat jalur belakang dengan harga yang fantastis, pantesan masih banyak tawuran. Gak bisa masuk universitas tinggal lewat jalur belakang dengan harga yang fantastis. Pantesan sekarang banyak malpraktek dokter-dokter, wong masuk ke universitasnya ajah menyuap *ckckck*. Kasihan.
Sudahlah Indonesia memang penuh warna, tapi dibalik itu semua masih banyak kok yang ramah, baik dan sopan. Itu semua kan karena didikan dari rumah masing-masing. Yah, walau terkadang gue tuh pingin banget hidup di negeri orang yang keliatannya makmur, tapi apa daya duit tak mencukupi. Yah ikutin kata pepatah ajah “rumput tetangga terkadang terlihat lebih segar, Istri tetangga terkadang terlihat lebih segar(eehhhhh)”... Siapa tahu nanti gue bisa memperbaiki Indonesia, jadi lebih baik dan terbaik. Biar warga Indonesia tidak iri terhadap Negara lain termasuk pemikiran gue hehehe. J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar